Indotorial.com, - Antusiasme warga Kabupaten Solok dalam menyaksikan Tour de Singkarak (TdS) 2015 memuncak, menjadikan kejuaraan balap sepeda kelas dunia ini sebagai "alek nagari" yang tak boleh dilewatkan. Gelaran balap sepeda internasional ini benar-benar telah menjadi momen berharga bagi masyarakat setempat.
Seperti layaknya alek nagari, atau perayaan tradisional, banyak warga merasa rugi besar jika tidak ikut menyaksikan perhelatan ini. Bahkan, beberapa warga rela menggendong bayi yang baru lahir demi melihat langsung aksi para pembalap dunia berlomba menjadi yang terbaik.
Antusiasme ini terlihat tidak hanya di wilayah padat penduduk, tetapi juga di daerah yang lebih terpencil, seperti Bukit Sileh. Di sepanjang jalan di pinggir Danau Dibawah, masyarakat berbondong-bondong memenuhi sisi jalan untuk menyaksikan para pembalap yang bertarung menyelesaikan etape ke-4, yang dimulai dari Kabupaten Solok Selatan dan berakhir di Kota Sawahlunto pada Selasa (6/10).
Di sepanjang rute balap, dari Sungai Lasi hingga Alahan Panjang, jalanan dipadati warga yang ingin melihat langsung kepiawaian para peserta TdS. Ketika para pembalap memasuki wilayah Kabupaten Solok, khususnya di jalan Sungai Lasi dan Soklaweh, mereka langsung disambut sorak-sorai semangat dari warga setempat. Sambutan meriah ini terus berlanjut hingga para pembalap meninggalkan wilayah tersebut, tepatnya di depan Kantor Camat Sungai Lasi, di mana warga tetap setia menanti.
Meski lama menunggu, hal itu tidak mengurangi semangat penonton. Penantian mereka terbayar ketika ratusan pembalap dari berbagai negara melintasi wilayah mereka dengan kecepatan tinggi. Spontan, sorakan kegembiraan dan tepuk tangan riuh terdengar dari warga, yang tak henti-hentinya memberi semangat kepada para pembalap.
Tour de Singkarak 2015 benar-benar menjadi momen yang tak terlupakan bagi warga Kabupaten Solok, menunjukkan betapa kuatnya ikatan masyarakat dengan perhelatan olahraga dunia ini.