Indotorial.com, - Bencana kabut asap yang melanda Pulau Sumatera selama dua bulan terakhir telah memberikan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat. Di Kota Solok, Provinsi Sumatera Barat, setidaknya 1167 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) telah dilaporkan dalam waktu singkat, yaitu dari tanggal 1 hingga 23 Oktober 2015. Data ini diungkapkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solok berdasarkan pantauan di tiga Puskesmas dan satu klinik di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Solok, Junaidi, menjelaskan bahwa jumlah penderita ISPA antara anak-anak dan orang dewasa hampir sama banyaknya. Namun, meskipun jumlah kasus mencapai angka yang signifikan, belum ada pasien yang harus dirujuk ke Padang untuk perawatan lebih lanjut. "Hingga saat ini, 1167 penderita masih dirawat jalan di Puskesmas atau klinik masing-masing. Tidak ada yang dirujuk atau meninggal akibat kasus ini," ujar Junaidi pada Minggu (25/10).
Kasus ISPA tersebut tersebar di Puskesmas Tanah Garam, Puskesmas Nan Balimo, Puskesmas Korong Tabu Karambia (KTK), serta Klinik Tanah Garam yang merupakan Pusat Pelayanan Terpadu Rawat Inap Ibu dan Anak.
Sebagai langkah penanganan, Dinkes Kota Solok telah menginstruksikan Puskesmas, rumah sakit, dan unit layanan kesehatan lainnya agar lebih responsif dalam menghadapi pasien yang mengalami gangguan pernapasan akibat kabut asap. Junaidi juga menghimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, kecuali jika benar-benar mendesak. "Jika harus keluar, pastikan menggunakan masker agar terhindar dari paparan kabut asap," tegasnya.
Dalam upaya pencegahan lebih lanjut, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Solok, Rafatli, menyatakan bahwa sesuai dengan instruksi Wali Kota Solok dan rekomendasi dari Dinas Kesehatan, seluruh sekolah mulai dari tingkat TK hingga SLTA diliburkan hingga waktu yang belum ditentukan. "Langkah ini diambil demi melindungi anak-anak yang paling rentan terhadap ISPA. Jika kondisi membaik, maka sekolah akan kembali dibuka pada hari Senin, namun jika kabut asap masih tebal, kami akan memperpanjang libur," jelas Rafatli.
Bencana kabut asap ini juga memicu himbauan dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Solok, Afrizal, agar masyarakat melaksanakan Shalat Istisqa untuk meminta hujan kepada Yang Maha Kuasa. "Masyarakat harus tetap tenang dan tidak panik. Ada baiknya kita berdoa dan meminta kepada Tuhan agar diberikan hujan yang dapat mengurangi polusi kabut asap ini," kata Afrizal.
Pejabat Walikota Solok, Asrizal Asnan, menambahkan bahwa pemerintah setempat telah berupaya maksimal dalam menangani dampak kabut asap ini. "Melalui Dinas Kesehatan, kami telah memastikan kualitas pelayanan kesehatan tetap terjaga, terutama bagi penderita ISPA. Dinas Pendidikan juga telah meliburkan siswa demi melindungi mereka dari bahaya kabut asap yang semakin memburuk," ungkap Asrizal.
Diharapkan, curah hujan yang tinggi dalam beberapa waktu mendatang akan membantu mengurangi kabut asap yang telah menimbulkan banyak kerugian bagi kesehatan masyarakat di Kota Solok dan sekitarnya.