Indotorial.com, - Meskipun kabut asap masih menyelimuti beberapa wilayah di Sumatera Barat, termasuk Kabupaten dan Kota Solok, pelaksanaan ajang balap sepeda internasional Tour de Singkarak (TdS) tetap berjalan sesuai jadwal. Etape kedua yang dimulai dari Padang Pariaman dan berakhir di dermaga Danau Singkarak melewati beberapa kawasan strategis di Kota Solok, memicu beragam tanggapan dari masyarakat setempat.
Ratusan warga antusias menyaksikan para pembalap internasional yang melintasi jalanan Kota Solok. Mereka berdiri di sepanjang rute, menyaksikan aksi para pembalap dengan penuh semangat. Namun, di sisi lain, beberapa warga merasa kecewa dan marah karena penutupan jalan umum yang diterapkan sebagai bagian dari sterilisasi rute balap.
Penutupan jalan mulai dilakukan sejak pukul 11.00 WIB di sepanjang jalan lintas Kabupaten dan Kota Solok. Sterilisasi ini menjadi penyebab kekesalan sebagian warga, terutama bagi mereka yang harus beraktivitas mendesak. Salah satu warga Kabupaten Solok, Irawati, yang ditemui di Simpang Tugu Pahlawan Nagari Cupak, menyatakan ketidakpuasannya. Ia bermaksud menjenguk saudaranya yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Kota Solok, namun terhalang oleh penutupan jalan yang dilakukan sejak pagi.
"Saudara saya sakit, saya belum tahu kondisinya hari ini. Tapi jalan sudah ditutup oleh pihak keamanan dari jam 11.00 WIB," keluh Irawati.
Situasi semakin memanas di Simpang Perumnas Nagari Koto Baru, di mana puluhan warga terpaksa beradu mulut dengan petugas keamanan yang belum membuka kembali akses jalan meski sudah ditunggu berjam-jam. Banyak warga yang terjebak di pinggir jalan mengaku tidak berniat menonton balap sepeda, namun terpaksa berhenti karena penutupan tersebut.
Uril, seorang warga setempat, menyampaikan kekecewaannya terkait kurangnya informasi tentang penutupan jalan. Menurutnya, masyarakat tidak mendapatkan informasi yang jelas dari petugas maupun media lokal mengenai jadwal sterilisasi. "Kita tahu para pembalap start dari Padang Pariaman, tapi kita tidak dapat info jelas dari petugas kapan sterilisasi dimulai," ujarnya.
Uril juga mengkritisi tindakan aparat keamanan yang dinilainya tidak adil dalam melakukan penutupan jalan. Ia melihat aparat militer dapat melewati jalan yang disterilisasi tanpa hambatan, sementara warga sipil dilarang melintas. "Polisi membiarkan aparat lewat, tapi kita ditahan. Ini pilih kasih," tambahnya.
Warga berharap di masa mendatang, penyelenggaraan Tour de Singkarak dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan terstruktur, terutama terkait pengaturan lalu lintas selama lomba berlangsung. Transparansi dan keadilan dalam penegakan aturan menjadi harapan masyarakat agar kegiatan internasional seperti TdS dapat dinikmati oleh semua pihak tanpa mengganggu kepentingan umum.