Indotorial.com, - Warga Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, mendesak pemerintah daerah untuk segera memperbaiki jembatan sepanjang 7 meter yang menghubungkan dua jorong di wilayah tersebut. Jembatan tersebut rusak parah setelah diterjang arus besar akibat hujan deras beberapa hari lalu, menyebabkan warga Jorong Taratak Jarak terisolasi.
Kondisi jembatan yang sudah putus sejak seminggu lalu diperparah dengan bantalan kayu yang lapuk, sehingga masyarakat setempat harus menggunakan jembatan darurat dari batang pohon kelapa untuk menyeberang. Warga harus ekstra hati-hati saat melewati jembatan darurat ini, terutama anak-anak yang harus melintasinya setiap hari untuk bersekolah di SD yang terletak di ibukota jorong.
Reno, salah satu anak dari Jorong Taratak Jarak, mengungkapkan bahwa ia harus menyeberangi jembatan darurat itu dua kali sehari. "Kami takut juga, jadi biasanya kami menunggu orang dewasa yang hendak menyeberang dulu, baru kami ikut menyeberang untuk pergi sekolah," katanya.
Wali Nagari Talang Babungo, Zulfadriadi, mengonfirmasi bahwa sejak robohnya jembatan, masyarakat terpaksa membangun jembatan darurat dari batang pohon kelapa. Jembatan darurat ini hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki, sementara kendaraan bermotor tidak dapat melintas, mengganggu aktivitas warga, termasuk untuk membawa hasil bumi.
"Di Jorong Taratak Jarak terdapat satu SD dan dihuni sekitar 670 jiwa dengan 147 kepala keluarga. Putusnya jalur transportasi juga mengganggu aktivitas perekonomian. Warga terpaksa mengeluarkan biaya lebih untuk menggunakan jasa kuli angkut melintasi jembatan darurat ini," kata Zulfadriadi.
Jembatan besi yang sebelumnya menjadi akses utama bagi warga terbawa arus saat hujan deras mengguyur kawasan pada Kamis (12/11). Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun warga kini terputus aksesnya ke pusat pemerintahan nagari.
Tokoh masyarakat setempat, Jasri, menyatakan bahwa sejak jembatan rusak, warga harus menggunakan batang pohon kelapa untuk menyeberang, yang sangat berbahaya terutama saat musim hujan. "Akses jalan kami terputus total, termasuk untuk membawa hasil kebun dan sawah. Kami harus sangat berhati-hati saat menyeberang jembatan darurat ini," ujarnya.
Jasri juga menambahkan bahwa saat debit air meningkat, rasa cemas menghantui warga yang harus menyeberang. "Kalau tidak kuat mental, jangan coba-coba menyeberang. Namun, kalau kami tidak menyeberang, bagaimana kami mau makan, kebun kami berada di seberang sana," keluhnya, sembari berharap pemerintah segera memberikan solusi atas masalah ini.
Warga Nagari Talang Babungo kini berharap perhatian dari pemerintah Kabupaten Solok untuk memperbaiki jembatan yang merupakan urat nadi penting bagi perekonomian dan keselamatan masyarakat setempat.