Indotorial.com, - Warga Jorong Lubuk Selasih, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, terus berjaga-jaga menghadapi ancaman serangan beruang madu setelah satu ekor beruang berhasil ditangkap pada hari Jumat pekan lalu. Hingga Rabu (13/1), warga masih dihantui rasa cemas oleh kehadiran hewan buas tersebut yang sering muncul dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Beruang madu, spesies terkecil di dunia, beberapa kali terlihat oleh warga, sehingga membuat mereka harus meningkatkan kewaspadaan, terutama di malam hari. Setiap malam, warga terpaksa melakukan ronda demi melindungi diri dari ancaman beruang yang dilaporkan semakin nekat, dengan salah satu di antaranya bahkan masuk ke dapur warga.
“Hampir setiap malam kami mendengar suara pekikan beruang dari dalam hutan. Hewan ini sepertinya melampiaskan kemarahannya, membuat kami semakin takut,” kata Syamsu Azwar, seorang warga yang membantu memasang perangkap, Rabu (13/1).
Untuk mengusir beruang, warga bersama petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar memasang jebakan serta membuat api unggun di sekitar area perkampungan. Pihak berwenang menghimbau warga untuk tidak keluar rumah pada malam hari hingga beruang-beruang tersebut berhasil ditangkap.
Jumlah pasti beruang madu yang berkeliaran belum diketahui, namun berdasarkan laporan warga, diperkirakan ada sekitar sepuluh ekor, terdiri dari beruang besar dan kecil. Keberadaan mereka diyakini merupakan dampak dari deforestasi yang terjadi di wilayah tersebut.
Ajizan, seorang polisi hutan dari BKSDA Sumbar, menduga bahwa beruang madu tersebut mulai masuk ke permukiman akibat semakin menyempitnya habitat mereka akibat penggundulan hutan. “Deforestasi yang terjadi telah mengurangi ruang bagi beruang madu untuk berlindung dan mencari makan,” jelasnya.
Pendapat Ajizan juga didukung oleh Syafriadi, seorang aktivis lingkungan hidup, yang menyaksikan langsung proses perusakan hutan di kaki Gunung Talang saat melakukan pendakian pada pergantian tahun 2015. "Masyarakat masih membuka lahan dengan membakar hutan untuk dijadikan ladang," ujar Syafriadi, menyoroti aktivitas ilegal yang semakin memperburuk kondisi lingkungan.
Kondisi ini memicu konflik antara manusia dan satwa liar, di mana beruang madu yang seharusnya berada di habitat aslinya kini terpaksa mencari makan di kawasan pemukiman, menimbulkan keresahan di kalangan warga.
Pihak BKSDA Sumbar dan warga setempat kini berupaya menangkap sisa beruang yang masih berkeliaran, sembari berharap agar tindakan deforestasi dapat segera dihentikan demi kelestarian alam dan keselamatan penduduk setempat.