Indotorial.com, - Hujan yang terus mengguyur wilayah Kota Solok dan Kabupaten Solok selama tiga hari terakhir menyebabkan banjir besar dan longsor di beberapa titik. Meluapnya Sungai Batang Lembang, yang berhulu di Gunung Talang dan bermuara di Danau Singkarak, menjadi salah satu penyebab utama banjir yang merendam rumah warga dan puluhan hektare sawah di sepanjang aliran sungai.
Setidaknya, sebanyak 3.420 warga dari 10 kelurahan di Kota Solok terdampak banjir. Di Kecamatan Lubuk Sikarah dan Kecamatan Tanjung Harapan, ribuan jiwa harus berjibaku memindahkan barang-barang dari rumah mereka sejak dini hari. Meski tidak ada korban jiwa, peristiwa ini membuat warga tidak dapat tidur nyenyak karena harus siaga menghadapi kemungkinan banjir susulan.
Di Kabupaten Solok, intensitas hujan yang tinggi turut mengakibatkan beberapa sungai meluap dan longsor di beberapa wilayah, termasuk di lima titik di Kelurahan Laing. Akibat longsor tersebut, akses jalan di Kelurahan Laing terputus, dan beberapa ruas jalan tertutup material longsor.
Selain melanda rumah warga, banjir juga merendam puluhan hektare sawah di Kota dan Kabupaten Solok. Tanaman padi berusia beberapa bulan di daerah Kenagarian Panyakalan, Kecamatan Kubung, turut terendam akibat jebolnya tanggul saluran irigasi sawah. Curah hujan tinggi juga menyebabkan kebun ubi jalar, pisang, dan pepaya milik warga ikut terendam.
Zurniati, warga Selayo, mengatakan bahwa dirinya terpaksa berjaga-jaga setiap malam, menyiapkan barang-barang penting seperti bahan makanan dan peralatan elektronik untuk dievakuasi jika banjir semakin parah. “Kami berharap hujan segera berhenti, dan air sungai tidak naik lebih tinggi lagi,” katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solok, Ori Affilo, menyatakan bahwa meluapnya empat sungai di wilayah tersebut telah menyebabkan banjir di sebagian besar wilayah Kota Solok. Dari 13 kelurahan di Kota Solok, 10 kelurahan terdampak banjir dan satu kelurahan mengalami longsor.
“Saat ini, bantuan makanan sudah didistribusikan kepada warga terdampak banjir dan longsor. Meski belum ada dapur umum yang didirikan, kebutuhan makan warga sementara ini dapat terpenuhi melalui bantuan dari rumah makan setempat,” kata Ori. Namun, pihak BPBD akan mempertimbangkan untuk mendirikan dapur umum jika banjir terus berlanjut dan jumlah korban semakin meningkat.
Bencana banjir ini bukan pertama kali terjadi di Solok. Setiap tahun, daerah ini memang langganan banjir akibat curah hujan tinggi dan meluapnya sungai. Warga berharap pihak terkait dapat segera mengambil tindakan antisipasi agar kejadian serupa tidak terus berulang di masa mendatang.