Indotorial.com, - Suasana mencekam kembali terjadi di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II B Solok setelah insiden penusukan terjadi pada Rabu pagi. Kejadian itu melibatkan seorang narapidana bernama Asep (28) yang menyerang teman sekamarnya, Hendra (25), menggunakan gunting. Insiden ini berlangsung sekitar pukul 08:30 WIB saat Hendra sedang meletakkan tong sampah di kamar mandi. Tiba-tiba, Asep menyerang dari arah belakang, menikam Hendra secara membabi-buta. Korban yang panik berteriak histeris dan sempat berusaha melawan.
Insiden tersebut langsung membuat geger seisi Lapas. Narapidana lain yang mendengar teriakan segera melerai, dan petugas lapas membawa korban ke klinik untuk penanganan awal. Mengingat lukanya cukup parah, Hendra kemudian dirujuk ke RSUD Solok dan mendapat perawatan intensif di ruang Unit Gawat Darurat (UGD).
Hendra, warga asal Batu Batupang, Kabupaten Solok, merupakan narapidana kasus pencurian kendaraan bermotor dengan masa hukuman 3 tahun 6 bulan dan baru menjalani hukuman selama 5 bulan di Lapas II B Solok. Didampingi keluarganya di rumah sakit, Hendra yang terlihat lemah menyatakan bahwa dia tidak memiliki masalah dengan Asep atau narapidana lain sebelumnya. "Pagi itu, saya sedang buang sampah. Saat meletakkan sampah di tong, tiba-tiba dia menikam saya dari belakang," ujarnya.
Dokter RSUD Solok, Deni Irwansyah, menjelaskan bahwa luka tusuk yang diderita Hendra berada di bawah ketiak sebelah kiri dan membutuhkan 6 jahitan dalam serta 8 jahitan luar. “Beruntung, luka tersebut tidak mengenai organ vital. Namun, ada luka robek di bagian bawah perut yang juga memerlukan jahitan tambahan,” kata Deni.
Kepala Lapas Kelas II B Solok, Heru Suprijowinardi, melalui Kasi Adm dan Kamtib, Irwan SH, membenarkan adanya penusukan tersebut. Saat ini, Asep, yang merupakan terpidana 4,5 tahun kasus jambret dari Bangkinang, Pekanbaru, dan baru menjalani hukuman 4 bulan, telah diamankan di sel pengasingan. “Pelaku sekarang dalam pengawasan ketat. Untuk motifnya masih belum diketahui, kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan memeriksa teman sekamar lainnya yang berjumlah 7 orang di kamar nomor 10, blok B,” ujar Irwan.
Penusukan ini menambah daftar insiden kekerasan di Lapas II B Solok dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, pada Desember lalu, narapidana di blok lain ditemukan tewas setelah mengalami pemukulan oleh teman sekamar. Tidak hanya itu, bulan yang sama juga diwarnai dengan pengungkapan penyelundupan narkoba jenis ganja dan kasus tahanan kabur.
Peristiwa penusukan kali ini kembali mencerminkan potret buram pengelolaan keamanan di dalam Lapas II B Solok, yang terus menjadi sorotan publik. Pihak berwenang diharapkan segera mengusut tuntas kejadian ini dan meningkatkan pengawasan demi mencegah kekerasan serupa terulang.