Indotorial.com, - Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur wilayah Kenagarian Koto Sani, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, pada Jumat dini hari mengakibatkan banjir bandang disertai longsor. Tebing Bukit Gambora tidak mampu menahan volume air yang turun deras sejak Kamis sore, menyebabkan material lumpur dan batu meluncur hingga menutup akses jalan antara Jorong Kasiek dan Jorong Limau. Akibatnya, koneksi kedua jorong tersebut terputus total.
Peristiwa ini memicu kepanikan di kalangan masyarakat yang terkejut mendengar suara gemuruh di tengah derasnya hujan dan petir pada malam hari. “Longsor terjadi sekitar pukul 00.15 WIB, merendam pemukiman warga dan menyebabkan ratusan KK dari empat jorong terpaksa mengungsi,” ujar Marwansyah, Kasi Logistik BPBD Kabupaten Solok.
Empat jorong terdampak banjir bandang adalah Jorong Kasiek, Limo Ninik, Ujuang Ladang, dan Padang Balimbiang. Sebanyak 200 KK harus meninggalkan rumah yang terendam banjir. Material longsoran dari Bukit Gambora menghalangi jalan utama, memutus akses transportasi warga hingga BPBD, TNI, polisi, dan masyarakat bekerja sama membersihkan material longsor. “Kondisi sudah berangsur pulih, dan warga yang mengungsi telah kembali setelah area dibersihkan,” tambah Marwansyah.
Data BPBD mengungkapkan bahwa Jorong Limo Ninik mengalami dampak paling parah, dengan 212 rumah terendam, lima titik longsor, dan sekitar 17 hektar sawah yang tergenang. Di Jorong Kasiek, sekitar 108 KK terdampak, dengan sembilan titik longsor yang merusak 32 hektar lahan sawah. “Total ada 51 hektar sawah yang terkena banjir dan longsor, dengan tanaman padi yang masih berusia satu bulan. Kerugian warga sangat signifikan,” jelas Deswandi, Walinagari Koto Sani.
Warga Limo Ninik, Nurhayati, mengisahkan bagaimana air bah datang tiba-tiba. “Air bah meluap dari Bukit Kemuning pada pukul 00.30 WIB. Ini pertama kali banjir bandang terjadi setelah 60 tahun,” katanya. Selain rumah, banjir juga membawa material longsoran yang menutup saluran irigasi, memperparah kondisi di beberapa jorong.
Camat X Koto Singkarak, Irwan Effendi, menyampaikan bahwa Jorong Ujung Ladang saat ini masih terisolasi akibat 15 titik longsor yang menutup akses ke daerah tersebut. Sekitar 1.600 jiwa masih berupaya membersihkan material longsor dengan peralatan terbatas. Irwan menyebutkan perlunya alat berat untuk membuka akses jalan agar bantuan dapat lebih cepat tiba.
Bencana ini semakin parah karena aliran listrik dipadamkan untuk mencegah bahaya dari kabel listrik yang tertimpa pohon tumbang. Mantan Ketua DPRD Kabupaten Solok, Syafri, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi ini. “Selama 60 tahun, baru kali ini kampung kami mengalami bencana seburuk ini,” ujarnya.
Sampai berita ini diturunkan, masyarakat dan pemerintah setempat masih berjuang memulihkan kondisi. Jumlah kerugian material akibat bencana ini masih dalam pendataan lebih lanjut.