Indotorial.com, - Tingginya angka siswa yang tidak mengikuti Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kabupaten Solok menjadi perhatian serius Bupati Solok, Gusmal Dt Rajo Lelo. Saat meninjau pelaksanaan UN di Kecamatan Gunung Talang, tepatnya di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Guntal pada hari Rabu (11/5), Bupati Gusmal meminta Kepala Dinas Pendidikan agar kepala sekolah melakukan pendekatan dialogis dengan para orang tua siswa guna menekan angka ketidakhadiran.
Kepada Plt Kepala Dinas Pendidikan Zulfadli, Bupati Gusmal menyampaikan bahwa peninjauan tersebut adalah upaya pemerintah daerah untuk memastikan pelaksanaan UN berjalan lancar sekaligus bentuk pengawasan terhadap perkembangan dan permasalahan di bidang pendidikan. “Alhamdulillah, pelaksanaan UN berlangsung dengan baik. Namun, saya menyayangkan banyaknya siswa yang tidak mengikuti UN karena berbagai alasan, seperti putus sekolah, sakit, atau meninggal dunia, meskipun telah terdaftar dalam daftar nominasi tetap (DNT),” ungkapnya.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Solok, sebanyak 34 siswa tidak mengikuti UN. Dari jumlah tersebut, 24 siswa putus sekolah, terdiri dari 18 siswa SMP dan 4 siswa MTs, sementara 2 siswa SMP dan 8 siswa MTs absen karena sakit, dan 2 siswa lainnya meninggal dunia. Pada tahun ini, sebanyak 6.183 siswa dari 63 SMP dan 33 MTs yang tersebar di 14 kecamatan di Kabupaten Solok tercatat mengikuti UN, terdiri dari 4.452 siswa SMP dan 1.331 siswa MTs.
Bupati Gusmal mengimbau para orang tua untuk lebih memotivasi anak-anak mereka agar tidak putus sekolah, mengingat pendidikan sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan masa depan bangsa. “Kita harus serius dalam menghadapi masalah pendidikan di Kabupaten Solok ini, karena pendidikan sangat berpengaruh besar terhadap kemajuan bangsa,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Solok, Zulfadli, menjelaskan bahwa salah satu penyebab tingginya angka putus sekolah terjadi di SMP 2 Sungai Nanam, Kecamatan Lembah Gumanti, di mana sebanyak 8 siswa tidak hadir karena sedang musim panen di Nagari Sungai Nanam, yang menyebabkan motivasi sekolah berkurang.
Zulfadli menambahkan bahwa UN kali ini bukan merupakan satu-satunya penentu kelulusan siswa, melainkan lebih difokuskan untuk pemetaan potensi dan peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Solok. “Namun, siswa tetap harus serius dalam belajar dan mengerjakan soal. Meskipun UN bukan satu-satunya penentu kelulusan, hasilnya tetap berpengaruh pada nilai akhir,” jelasnya.
Kelulusan siswa tahun ini akan ditentukan berdasarkan beberapa kriteria, seperti kehadiran minimal 90 persen, penyelesaian seluruh mata pelajaran, mengikuti ujian kompetensi, dan Ujian Akhir Sekolah (UAS), serta mengikuti UN. Zulfadli berharap agar siswa menjaga kesehatan dan menjunjung tinggi kejujuran selama ujian berlangsung.