Iklan

Iklan

,

Iklan

Ketegaran di Tengah Cobaan: Kisah Ibu Muda dari Nan Balimo

May 23, 2016, 01:55 WIB

Ketegaran di Tengah Cobaan Kisah Yulia Karnita, Ibu Muda dari Nan Balimo


Indotorial.com, - Di sebuah rumah sederhana di Kelurahan Nan Balimo, Kota Solok, Yulia Karnita (27) terbaring lemah di pembaringannya, memandang penuh kasih pada bayi laki-lakinya yang baru saja lahir. Di tengah kebahagiaan sebagai ibu baru, Yulia harus menghadapi kenyataan yang jauh dari kata mudah. Perjalanan persalinannya bukan hanya menjadi titik awal kehidupan sang buah hati, tetapi juga awal dari cobaan yang menguji fisik dan mentalnya.


Saat melahirkan, Yulia menggunakan fasilitas Kartu Indonesia Sehat (KIS-BPJS) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok. Namun, alih-alih pulang dengan senyum bahagia, ia harus menanggung sakit yang semakin hari semakin mendera. Pada 10 Mei 2016, ketika Yulia melahirkan, tampaknya ada yang tertinggal di saluran persalinannya, sebuah gulungan perban yang kemudian menyebabkan infeksi. Selama 11 hari, gulungan tersebut memicu keluarnya nanah dan rasa sakit luar biasa.


Tatang (21), suami Yulia, seorang buruh bongkar muat pasir, melihat penderitaan istrinya dengan perasaan bercampur antara bingung dan marah. Ia telah mencoba membawanya kembali ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut, namun pasangan itu hanya disuruh pulang dan diberi saran untuk beristirahat agar Yulia cepat sembuh. Alih-alih mendapatkan penanganan, mereka justru menerima cemooh dari oknum di rumah sakit.


“Saya nggak mau kembali ke sana,” ujar Tatang dengan nada getir, trauma atas pelayanan yang mereka terima. Tatang pun akhirnya membawa Yulia ke seorang bidan di sekitar lingkungan Nan Balimo. Hati mereka semakin miris ketika sang bidan menemukan gulungan perban yang menyumbat saluran persalinan Yulia dan menunjukkan nanah yang mengalir akibat infeksi selama 11 hari.


Setelah perban tersebut dikeluarkan, rasa sakit Yulia mulai mereda. Namun, infeksi yang terjadi sudah cukup membuatnya lemah tak berdaya. Tatang dan Yulia kini hanya bisa memasrahkan keadaan ini sebagai cobaan dari Yang Maha Kuasa. “Ini hanya cobaan dari-Nya. Saya hanya ingin istri cepat sehat, agar bisa kembali bekerja,” ujar Tatang.


Keteguhan hati Yulia pun terpancar. Ia tersenyum kecil seraya memandang bayi pertamanya yang tertidur di sampingnya, seolah mengambil kekuatan dari sosok mungil itu. “Saya ingin istirahat banyak biar cepat sembuh. Saya ingin segera menggendong anak saya yang lucu ini,” kata Yulia dengan harapan untuk segera pulih.


Kisah Yulia dan Tatang menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya kualitas pelayanan kesehatan, terutama bagi mereka yang mengandalkan jaminan kesehatan dari pemerintah. Di tengah keterbatasan, pasangan ini masih menghadapi ketidakadilan dalam pelayanan yang seharusnya melindungi mereka. Meski sederhana, mereka tetap berharap akan keadilan dan kesempatan untuk pulih, sembari merawat buah hati yang baru hadir sebagai penyemangat hidup.


Kisah ini tak hanya tentang cobaan fisik, tetapi juga ketabahan hati dua manusia yang berjuang untuk keluarga dan masa depan yang lebih baik. Di balik peristiwa ini, ada harapan bahwa kualitas pelayanan kesehatan akan terus diperbaiki sehingga kasus serupa tak terulang kembali.